Teori tempo adalah konsep yang
menggambarkan hubungan antara waktu atau urutan peristiwa tertentu yang terjadi
secara bersamaan, sehingga menciptakan kesan keterkaitan atau harmoni antara
satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Dalam teori tempo, dua kejadian yang
sebenarnya tidak berkaitan secara langsung tampak seolah-olah memiliki hubungan
sebab-akibat atau keterhubungan simbolis karena terjadi di waktu yang bersamaan
atau dalam kondisi yang mirip.
Teori ini sering digunakan
dalam literatur, puisi, atau seni untuk menggambarkan hubungan emosional atau
psikologis antara seseorang dengan lingkungannya. Misalnya, ketika seseorang
merasa sedih dan pada saat yang sama hujan turun, meskipun tidak ada hubungan
sebab-akibat antara kesedihan dan hujan, kedua peristiwa tersebut digambarkan
bersama untuk menciptakan kesan bahwa alam ikut merasakan emosi orang tersebut.
Ini menambah nuansa dramatis dan simbolis pada peristiwa tersebut.
Contoh klasik dari teori tempo
bisa terlihat dalam kalimat-kalimat seperti:
- Hujan turun saat aku
menangis.
Menggambarkan emosi
sedih yang seolah-olah diiringi oleh alam.
- Matahari terbenam saat aku
ingin tidur.
Mengisyaratkan bahwa
alam mendukung keinginan seseorang untuk beristirahat.
Teori ini lebih merupakan
persepsi atau interpretasi subyektif daripada kenyataan objektif. Dalam
realitas, peristiwa tersebut bisa terjadi secara kebetulan, namun dalam teori
tempo, keduanya dianggap terhubung secara simbolis, menciptakan kesan
sinkronisasi antara emosi atau keadaan seseorang dengan peristiwa alam atau
dunia luar.
Komentar
Posting Komentar